Proboscidean Mitogenomics: Chronology and Mode of Elepahant Evolution Using Mastodon as Outgroup.
Oleh: Nandin Rohland,
Ann-Sapfo Malaspinas, jushua L. Pollback, Montogomey Slatkin, Paul Matheus,
Micheal Hofreiter
Resume Jurnal
ABSTRAC
Penulis
melakuakan penelitian tentang mtDNA yang berasal dari fosil Mastodon (Mammuth americanum), fosil tersebut
diperkirakan berumur 50.000-130.000 tahun yang lalu. Dengan menggunakan fosil
Mastodon yang diperkiraan hasil dari evolusi . Penulis menggunakan DNA Sequence untuk dapat mengetahui asal
dari Gajah Asia dan mammoths. Penulis juga membandingakan Sequence Mastodon untuk
mengetahui asal dari Gajah Afrika.
Pendahuluan
Di
zaman dulu seorang ilmuwan biasa menggunakan ilmu tentang Homolog dan Analog
untuk mengetahui sebuah evolusi dari organisme, sekarang ada metode yang lebih
akurat untuk membantuk ilmuwan guna memahami proses evolusi yang ada pada
organisme yaitu dengan metode Pholygen.
Dengan menggunakan analisis Pholygen yang akurat dan baik merupakan dasar yang bagus
untuk mengetahui sebuah evolusi. Data yang akurat dan memadai, sangat mendukung
manusia untuk mengetahui sebuah hubungan antar organisme, kapan orgnisme itu
berevolusi. Dengan mengetahui sebuah evolusi manusia dapat mengetahui perubahan
lingkungan yang mendorong proses evolusi. Dengang menjabar lapisan yang
terdapat pada genoms mitochondria dapat menjadi sangat berguna untuk
menganalisis Phylogenetic Relationships
pada sebuah kelompok binatang. Penulis menggunakan metode tesebut untuk
mengetahui evolusi gajah
Gajah
yang masih hidup dizaman sekarang merupakan sisa dari Elephantidae yang terus
bertahan hidup, dimana terdapat dua spesies gajah yang masih bertahan yaitu
Gajah Asia dan Gajah Afrika. Untuk mengaetahui evolusi itu diperluhkan sequences of mtDNA dan nuclear DNA (nuDNA) yang berasal dari yang modern maupun yang berasal dari zaman
purba. Contoh penggunaannya nuDNA untuk membuktikan bahwa Gajah Hutan Afrika
merupakan spesies yang valid dari Loxodonta
cyclostis), dan membedakan spesies Gajah Savana Afrika yaitu Loxodonta Africana [7].
Ada
dua penelitian tentang mtDNA dari Mammuthus
primigenius [3,4] yang membuktikan bahwa Mammoth lebih memiliki kekerabat
yang dekat dengan Gajah Asia dibanding dengan Gajah Afrika. Meskipun ada
penelitian lain yang menyatakan bahwa beberapa segment dari nuDNA memliki
hubungan kekerabatan yang lemah dengan Outgroup,
hal itu menjadi masalah dalam analisi Phylogenetic
di Elephantidae dan untuk membuktikan hubungan mammoths dan gajah yang
sekarang hidup masih belum terpecahkan[8]. Maka dalam penelitian ini akan
menggunakna Dogong (Dugong dugon) dan
Hyrax (Procovia capensis) sebagai Outgroups.
Kedua hewan itu memiliki kekerabatan paling dekat dengan gajah, yang merupakan
hasil evolusi dari probosccideans yang terjadi sekita 65 Juta Tahun lalu [5,9],
yang memiliki efetifitas sebagai Outgroups
untuk menilai gen dari gajah.
Penelitian
ini akan menjadi penelitian pertama yang melaporkan studi secar lengkap
mengenai mitochondrial genome untuk
Mastodon. Sequence itu didapatkan
dari sebuah gigi yang berumur Pleitocene
yang ditemukan di Utara Alaska[Gambar 1], fosil gigi terfosilkan dengan baik
didalam es permanen. Kemudian dilakukan radiocarbon-dated
pada collagen yang berasal dari akar gigi memiliki umur 50.000 tahun BP, tetapi
secara geologis diperkiran berumur tidak lebih tua dari 150.000 tahun BP.
Gambar 1. Lokasi
ditemukannya fosil dari gigi Mastodon yang digunakan sebagai mtDNA( Gambar ini
diambil dari Journal: doi:10.137/journal.pbio.0050207.g001)
DISKUSI
Menganalisi Sequnce dan Karakteristiknya
Untuk
menentukan Sequence mtDNA dari
Mastodon, kami menggunakan 78 pasang, yang dibagi menjadi 2 set yang
masing-masing 39 pasang. Setelah diolah dengan metode Obtaining Overlapping DNA from Four Elephantids and A Mastodon[?]
Gambar 2. Proses
rekontruksi mtDNA dari gigi mastodon[1](a) mtDNA diekstrak dari gigi
menggunakan metode Shutgun 454 Sequencing,kemudian
kode-kode yang telah diekstrak diikat(pita hijau dan pita Biru) (b) Bioinformatics analysis of Shotgun 454
sequence,untuk mengidentifikasikan Sequence
hasil ektrasi, dilakukan pembandingan dengan Genome dari Loxodanta african (loxAfr 1), genome
manusia (hg 18), genome tikus (mm8), database nukleotida dari NCBI’s(env), non-redundant nucleotide database (nr).
Didapatkan bahwa hasil ekstrasi lebih mirip dengan DNA yang ada pada Loxodanta Africana sehingga 454 sequence bisa dipasangkan dengan
loxAfr 1(motede UCSC Repeat Masker).(c) langkah berikutnya menggandakan hasil
dari langkah b dengan metode Multipex PCR , menjadi 213 pasangan primer
kemudian dibagi kedalam 5 wadah(tiap wadah 41-44 pasang) yang masing-msing
wadah terdapat sampel (La, Loxodanta
Africana; Lc, Loxodanta cyclotis; Em 1, Elephas maximus 1, Em 2, Elephas
maximus 2;Mp, Mammuthus primigenius).
kemudian dihasilkan 213 hasil yang berbeda tiap samplenya, lalu hasil
tersebut dipertimbangankan lagi lalu digabungkan menjadi satu sampe yang akan
disimpan dalam database.(Diambil dari Journal no.doi:10.137/journal.pbio.1000564.g001)
Kemudian
dihasilkan mtDNA Seguence yang
memiliki kemiripan dengan Sequence
Elephantidae berada di 71,8-98,6%, kemudian kemiripan Sequence dengan Hyrax dan Dugong antara 45,9-92,6 %, Hasil ini merupakan hasil yang benar-benar sama dengan Sequence asli dari mastodon.
Mitokondria
genom dari mastodon memiliki 13 Protein penkode gen, 22 tRNA gen, 2 rRNA gen
dan Control Region. Start kodon pada
kode gen untuk ND3, ND4, dan ND6 adalah
ATT, ATG, dan GTG. Karena Mastodon berevolusi sekitar 24 juta Tahun lalu, cukup
dengan Multipex PCR sudah cukup
memadai untuk mendapat sequence pada
Mastodon.
Hasil Analisi Phylogenetic
Untuk menganalisi lebih jauh lagi tentang
evolusi pada Proboscidean, peneliti menggunakan 6 mt DNA yaitu 2 DNA berasal
dari Gajah Afrika, 2 lagi dari Gajah Asia, dan 2 lagi dari Mammuth primigenius, untuk merekontrusi mtDNA pada Mammuth americanum. Mastodon memiliki
umur evolusi yang berdekatan dibandingkan dengan Hyrax dan Dugong, Dalam
memperkiran suatu hubunga evolusi sangant perlunya Synonimous(ds) dan
Anonsynonimus(dn) Rate. Saat menggunakan Mastodon sebagai outgroup maka didapatkan Synonimous(ds) sebanyak 0,4 dan
Anonsynonimus(dn) sebanyak 0,05, Namun ketika menggunakan dungong dan hyrax nilai ds = 1,2 dan dn= 0,15. Kemudian peneliti juga melakukan perbandingan Transition dan Tranversions Rate pada beberapa spesies lain untuk mengetahui Divergent Event pada Gajah
Gambar 3. Perbandinga Transition dan
Transversion. 6 titik diatas
menunjukan perbandingan spesies dari Elepantidae, Dugong dan hyrax telah
berevolusi dari Proboscidea sejak 65 Juta Tahun lalu[5,9], kemudian 105 juta
tahun lalu ada evolusi antara Urantheria-Hewan pemamah biak[9]. Lalu Evolusi
anatara mamalia dan burung terjadi 313 Juta Tahun yang lalu[62]
Kelebihan Menggunakan Mastodon sebagai Outgroup
Ada beberapa studi yang telah meneliti tetang evolusi Gajah Asia
dan Gajah Afrikan namun tidak menggunakan Mastodon sebagai Outgroup, sehingga studi menggunakan mastodon untuk dapat
meningkatakan keakuratan studi. Karena belum ditemukannya fosil gigi mastodon
sehingga beberapa ilmuwan lebih menggunkan Dugong dan Hryax.
Table
1. [4] Rogaev El, Moliaka YK. Malyaruck BA. Kondrashov FA, Derenko MV, et al. 2006.
Complate mitokondria Genome and Phylogeny of Pleistocene mammoth Mammuthus primigenius, PLoS Biol 4: e73.
Doi:107.1371/journal.pbio.0040073 [3] Krause J. Dear PH, Pollback JL, Slatkin
M, Sprigs H, et al. 2006. Multiplex amplification of the mammoths mitochondrial
genome dan the evolution of Elepthinidae. Nature 439: 724-727. Kemudian (M-E)
menunjukkan kekerabatan untuk Mammoth dan Gajah Asia, (M-L) menunjukkan
kekerabatan Mammoth dan Gajah Afrika. Maximum
Parsimony merupakan kemampuan gen untuk salin mengkontruksi satu sama
lain.ML merupakan metode yang digunakan oleh Rogeav dkk, yang didasari oleh
kemungkina pada test ratio (Sumber
doi:10.137/journal.pbio.0050207.t001)
Hasil dari analisis
Phylogentic pada Gajah
Untuk menentukan kekerabatan antar spesies diperluhkan perbandingan
gen-gen yang ada pada spesies, dengan perbandingan gen-gen tersebut akan lebih
mudah untuk memahami hubungan tersebut. Gen-gen dari Mammuthus Elephas, Loxodanta, merupakan sumber gen yang akan
dibandingkan, berikut hasil pembandingan gen-gen:
Gambar 4. Topology Gen. Kolom
warna menunjukkan kemungkinan adanya hubungan(kekerabatan) antar spesies. Warna
Biru menunjukkan kekerabatan Mammuthus –
Elephas. Warna Hijau menunjukkan kekerabatan Mammuthus – Loxodanta. Warna Kuning menunjukkan kekerabatan Elephas – Loxodanta. Kolom hitam
menunjukkan panjang gen yang didasarkan pada Base Pair (Sumber doi:10.137/journal.pbio.0050207. g003)
Memperkirakan
Divergance Event Elephantidea
Sequence pada
mtDNA mastodon sangat ideal digunakan untuk memnentukan Divergence event pada
Elephantidae, dan juga fosil dari dogong dan hyrax yang merupakan hasil evolusi
dari ordo probocideans yang terjadi sekitar 60 Juta Tahun Yang lalu, umur itu
diambil dari probocidean paling tua yaitu fosil Phosphaterium.Dan juga menggunakan Posterior Mean dan 95 % Credibility
Interval .Karena kedua metode itu dinilai paling akurat karena memiliki Coefficient Coleration 0,85, nilai itu
dapat dikembangkan lagi dengan beberapa tambahan informasi.\
Kami
juga menggunakan Paleotologically untuk
menentukan tahun terjadinya Divergace
Event, untuk mastodon terjadi sekitar 24-28 juta tahun yang lalu[10,31]
kemudian pada gajah afrika sekitar lebih dari 6 juta tahun yang lalu[32],
kemudian untuk Gajah Asia dan mammoth sekitar 6,7 juta tahun yang lalu. Hal itu
selaras dengan hasil perhitungan Posterior
Mean pada Gajah Afrika terjadi pada 7,6 Juta Tahun lalu, dengan 95% Credibility Interval pada Gajah afrika terjadi Divergent Event sekitar 6,6 – 8,9 juta tahun yang lalu. Pada Gajah Asia dan
Mammoth Divergent Event terjadi pada
6,7 Juta Tahun lalu( Posterior Means),
dan 5,8 – 7,7 Juta Tahun Yang lalu. Kedua Divergent
Event (Gajah Asia dan Gajah Afrika) selaras dengan ditemukannya fosil gajah
afrika yang diperkiran berumur 5,4 -7,3 Juta Tahun Yang Lalu, kemudian fosil
Gajah Asia yang dipekirakan berumur 5,2 – 6,7 juta Tahun yang Lalu[33]. Maka
didapatkan kejadian yang unik, yaitu terjadi 2 Divergent Event dalam satu juta tahun
Subtitusi pada mtDNA
Hasil dari sequence mtDNA
pada Eleptindae menunjukan bahwa subtitusi melaju lebih rendah dibandingkan
dengan spesies lain sperti, manusia, sipanse, baboon, dan gorilla. Penyebab
perbedaan ini masih belum diketahui secara pasti, namun penjelasan yang masih
mungkin karena adanya perbedaan ukuran tubuh, dan pola metoblisme. Untuk
kedepannya studi mengenai hal ini sangat dibutuhkan, karena faktor bisa jadi
karena banyak faktor, atau hanya satu faktor dll, yang masih menjadi
pertanyaan.
Gambar 5. Hasil penelitian yang berupa diagram Divergent
Event
Kesimpulan
Dari
sequence mtDNA menunjukkan bahwa
Gajah Asia atau Elephas maximus
memiliki hubungan kekerabatan dengan mammoth, dan hasil evolusi itu menunjukkan
bahwa adanya evolusi yang cepat pada Elephatindea. Namun hubungan spesies Gajah
Asia dan Afrika memiliki kekerabatan yang jauh disebabkan proses evolusinya
sudah berjalan pada Miosen atas.
Meskipun
lingkungan es permanen merupakan lingkungan yang paling ideal untuk DNA dapat
bertahan/terawetkan sekitar 130.000tahun, tidak menutup kemungkinan lingkunga
es yang bukan permanen juga dapat menyimpan hal yang serupa dengan es permanen.
Bahkan DNA pada tumbuhan terawetkan lebih lama lagi yaitu 300.000 – 500.000
tahun.
Daftar Pustaka
Comments
Post a Comment