Hukum-Hukum dalam Stratigrafi dan Soal pembahasan Profil Geologi

Dalam mempelajari ilmu Stratigrafi diperluhkan pemahan Hukum-Hukum dalam Stratigrafi untuk memudahkan seorang Geologist dalam mempelajari suatu singkapan yang mereka hitung. Jika tidak mengetahui hukum-hukum dalam Stratigrafi, tentunya sangat lah sulit seorang geologi untuk mencari, lingkungan pengendapan, Umur lapisan, Lapisan tertua dalam singkapan dan masih banyak lagi, Hukum-hukum dalam ilmu Stratigrafi Sebagai berikut:

1.       Uniformitarianisme (James Hutto, 1785)
2.       Hukum Superposisi(Nicholas Steno, 1669)
3.       Hukum Keaslian Horisontalitas (Nicholas Steno, 1669)
4.       Hukum Penerobosan (A.W.R Potter & H. Robinsen)
5.       Hukum Faunal Succesion( Abbie Giraud-Soulavie, 1778)
6.       Hukum Inklusi
7.       Strata Identified by Fossils (Smith, 1816)
8.       Facies Sedimenter (Selly, 1978)

                Itulah hukum-hukum Stratigrafi yang wajib dipahami oleh seorang Geologi, namun dalam membahas sejarah Geologi  dalam Soal ini, hanya beberapa hukum Geologi yang akan diaplikasikan dalam soal pemprofilan.

Hukum- Hukum Geologi
`               Sebelum membahas lebih dalam tentang Sejarah Geologi dari Soal pemprofilan ini, akan lebih mudah jika penulis menjabarkan beberapa hukum geologi yang akan diaplikasikan dalam soal pemprofilan ini:
1.       Uniformitariansme
 “the Present is key to The Past”
Yang dimaksud dalam hukum ini adalah bukti-bukti yang ditemukan pada masa kini, merupakan/bukti untuk mengetahui masa lampau. Jadi untuk mengetahui kejadian masa lampau, bukti pada masa kini dapat dijadikan sebagai buktinya



Ilustrasi Hukum Superposisi



2.       Hukum Superposisi
Dalam keadaan Normal, lapisan yang paling bawah merupakan lapisan yang paling tua, dan yang paling atas adalah yang paling muda. Logikanya jika tanpa gangguan material yang pertama mengendap merupakan material yang paling bawah kemudian lama-kelamaan akan semakin keatas hinggan yang terakihir mengendap merupakan material yang berada di paling atas
3.       Hukum Keaslian Horisontalitas
Material Sedimen akan selalu di endapakan secara horizontal, atau mendekati horizontal, bagaimanapun bentuk dasarnya. Contohnya jika dasar pengendapan berbentuk cekungan maka material yang berada didasar akan mengikuti bentuk dasar permukaan pengendapan, namun lama-kelamaan akan menjadi horinsontal
Ilustrasi Hukum Faunal Succesion
4.       Hukum Faunal Succesion
Fosil merupakan organisme, yang dapat juga berevolusi sehingga berubah bentuk menjadi sedikit berbeda dengan pendahulunya, beberapa organisme juga hanya dapat hidup pada interval waktu tertentu, hal ini dapat mempengaruhi kandungan fosil pada lapisan, jadi fosil pada lapisan bawah akan berbeda dengan fosil yang berada di lapisan atasnya
5.       Strata Identifies by Fossils
Perlapisan batuan dapat dibedakan dengan fosil yang dikandungnya.


Contoh Soal Pemprofilan
Untuk mendapatkan data kamu berjalan dengan azimuth 200 dengan slope 5+, kemudian kamu berjalan 5 meter dan menemukan kontak batugamping dengan batulempung nilai kedudukan  N 3300E/400 dimana pada batugamping tersebut ditemukan Nummuliters sp. Kemudian berjalan lagi sepanjang 0.8 meter menemukan kontka batulempung dengan batulanau kedudukan N3350E/380, berjalan lagi seepnanjang 2 M mnemukan kontka batulanau dengan batupasir halus kedudukan N3250E/420 , kemudian sepanjang  0.4 m menemukan kontak batupasir halus dengan batu pasir kasar dengan kedudukan N335 0E/380, berjalan lag menemukan kontak batupasir kasar dengan breksi kedudukan N3250E/420
Analisi Soal:

Urutan lapisan batuan berdasarkan soal

1.       Batugamping
2.       Batulempung
3.       Batulanau
4.       Batupasir halus
5.       Batupasir kasar
6.       Breksi
Ilustrasi Soal 
Urutan Batuan (semakin terakhir semakin tua)
11.       Batubreksi
22.       Batupasir kasar
33.       Batupasir Halus
44.       Batulanau
55.       Batulempung
66.       Batugamping
Pengurutan Ukuran butiran dari kasar ke halus
   Batubreksi (256 mm)
  Batupasir kasar (1/2 – 1 mm)
  Batupasir halus (1/8 – 1/16 mm)
   Batulanau (1/16 – 1/256 mm)
   Batulempun (<1 mm="" o:p="">

Sejarah Bagaiman Singkapan itu terbentuk
                Jika dlihat dari ilustrasi yang telah diperlihatkan maka dapat kita urutkan pembentuk lapisan, berikut sejarah pembentukan singkapan dimulai dari yang paling tua yang terbentuk:
1.       Terbentuknya Batugamping
       Batugamping merupakan ciri dari pengendapan yang terjadi diluat, karena batugamping merupakan sedimen yang didominasi unsur karbonat, batugamping terbentuk sekitar 200-300 m dibawah permukaan laut ditandai dengan adanya fosil Nummulites sp. Yang hidup pada kedalaman 0-200 M dibawah permukaan laut, dan dari Nummulites sp. Dapat diketahui pola bahwa umur batugamping tersebut sekitar umur Eosen atau 33.9-55,8 juta tahun yang lalu, kemudian batugamping terus terendapkan hingga batasnya yang kemudian tidak terendapkan lagi

2.       Terbentuknya lapisan Batulempung
       Batulempung merupakan ciri pengendapan di daerah yang energy pengendapanya sedikit atau terendapkan diarus yang tenang, batulempung juga mencirikan telah tertranspot cukup jauh,dikarenakan dibawahnya merupakan batugamping dapat ditarik kesimpulan bahwa saat batugamping sudah tidak terbentuk, atau mengelami pertumbuhan keatas sehingga CCD batugamping sudah tidak memenuhi syarat, kemudian terendapkanlah batulempung dan batu lempung ini terendapkan di lingkungan laut.

3.       Terbentuknya lapisan Batulanau
       Setelah batu lempung terendapkan adanya pertambahan tinggi menuju permukaan laut yang disebabkan oleh batulempung, kemudian karena makin keatas mendekati permukaan laut material lempungan sudah tidak bisa terendapkan lagi, bisa disebabkan energi gelombangnya yang sudah bertambah, terendapkanlah material yang mempunnyai ukuran butiran yang lebih kasar dari  batulempung yaitu batulanau, saat energi gelombang laut makin besar maka ukuran butirnya makin kasar, sehingga lingkungan pengendapan batulanau merupakan laut namun memiliki kedalam yang lebih dekat dengan permukaan laut dibanding dengan lempung

4.       Terbentuknya lapisan Batupasir halus
       Batulempung yang terus terendapkan menyebabkan pertambahan tebal lapisan, yang juga membuat lapisan terkena energi gelombang yang lebih besar lagi, yang dimana menyebabkan material berukuran lanau hanyut terbawa oleh gelombang bawah laut, dan yang terendapakan merupakan material pasir kasar yang membentuk batupasir halus yang ukuran butirnya dari 1/8-1/16 mm dan membuktikan lingkungan endapan berarus rendah – sedang, dan laut – transisi

5.       Terbentuknya lapisan batupasir Kasar
       Batupasir merupakan material yang terdapat pada lingkungan transisi, dimana terdapat energi gelombang yang sangat tinggi, hal ini bisa disebabkan pertambahan ketebalan yang disebabkan oleh pengendapan batupasir atau adanya regersi, atau proses penggangkatan. Pengendapan pasir yang terus terjadi juga menyebabkan penunurunan muka air laut.

6.       Terbentuknya lapisan breksi
                Breksi merupakan batu yang terbentuk karena proses pengendapan fragmen-fragmen pelapukan batu asal yang kemudian tertransport tidak jauh dari batuan induk, saat ditemukana akan batubreksi di atas batupasir dapat ditarik kesimpulan bahwan batuan asal tidak jauh dari pantai, sehingga adanya sumber batuan( bisa gunung, tebing, Bukit) yang tererosi kemudian dibawa oleh air lalu terendapak di dekat panta, lingkungan pengendapa berupa darat(delta sungai) yang berada di atas batupasir.







Comments

Popular posts from this blog

Cara Mengukur Ketebalan Terkoreksi/Mengukur Ketebalan Lapisan

Mineral Halida

Mineral Oksida